Creepy Creezpi | Your Daily Horror

Kamis, 14 April 2016

Persamaan Kuadrat


Brian adalah seorang anak pertama dalam keluarganya, saat ini dia duduk di salah satu sekolah menengah atas yang ada di bilangan Kramatjati Jakarta Timur. Ketertarikannya kepada literasi sangat hebat, alhasil dia selalu dapat memenangkan segala lomba atau kejuaraan yang berhubungan dengan tulisan. Sampai akhirnya pada suatu hari,
dia bertemu dengan seorang gadis sebayanya yang terlihat sangat cantik bagi Brian.

Begitu tertariknya Ia dengan gadis itu sampai Ia rela melakukan apapun, pernah suatu hari Brian tega memukul temannya hanya karena temannya itu menatap si gadis. Tapi, semakin lama si gadis pujaan mulai menjauhi Brian. “Kau terlalu baik untukku” kata si gadis. Brian menanggapi itu sebagai sebuah tantangan yang akan Ia hadapi, dan sejurus kemudian Ia mencari cara agar si gadis pujaan dapat tertarik kembali.

Sampai akhirnya, Brian memutuskan untuk mengunjungi rumah gadis tersebut, namun yang Ia dapati hanya rumah yang kosong tanpa penghuni, lalu Ia pun memberanikan diri untuk membuka pintu dan Ia terkejut karena pintu rumah itu tidak dikunci. Setelah Ia memasuki rumah itu Ia mencari-cari dimana si pujaan hati berada, tetapi pandangannya tertuju pada satu perangkat komputer beserta meja dan kursinya yang dipenuhi darah. 

“Astaga! Apa yang telah terjadi disini?” batin Brian.

Ruangan komputer itu sangat gelap, hanya saja monitor komputer tersebut menyala sehingga daerah sekitarnya dapat terlihat. Lalu Brian memberanikan diri untuk duduk dan memeriksa komputer tersebut. Kemudian Brian terkejut, karena setelah Ia duduk di kursi tiba-tiba seperti ada tali otomatis yang mengikat seluruh tubuhnya, lalu...

“Ujian menghitung dimulai, dalam tes ini, anda akan dihadapkan dengan soal-soal hitungan yang sangat memerlukan ketelitian dan ketepatan dalam menjawabnya, hanya akan ada sepuluh pertanyaan pada permainan ini....” tiba-tiba speaker dari komputer itu bersuara.

“Apa? Tes hitungan? Tapi kenapa sampai harus diikat seperti ini?” jerit Brian.

“Lihat diatas kepala anda, sebuah besi runcing yang panas sudah siap untuk menusuk tubuh anda dari atas sampai bawah, itu terjadi jika anda tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan, cara menjawabnya sangat mudah, anda hanya tinggal menyebutkan hasil dari pertanyaan, karena komputer ini dilengkapi oleh sistem sensor suara, selamat bermain!” komputer itu kemudian berhenti bersuara, tetapi tidak dengan Brian.

“Hei apa-apaan ini! Aku tidak mau  main! Lepaskan aku!” Brian meronta, tetapi apa yang dilihatnya di monitor lebih membuatnya panik.

“Permainan akan dimulai dalam 3....2....1....”

Muncul pertanyaan pertama, 2+2=...

“Empat!! Jawabannya empat!!, astaga ini mudah!” jerit Brian

2+3=...

“Lima!!”

Namun, pertanyaan selanjutnya membuat Brian tercekat,,

Persamaan kuadrat yang akar-akarnya berkebalikan dari akar-akar persamaan kuadrat 2x-3x+3=0 adalah...

Brian panik, inci demi inci besi tajam diatasnya mulai turun perlahan, Brian tidak bisa menjawabnya, memang dia pandai dalam tulis menulis, tapi dalam matematika, dia payah. “AAARgh! Astaga sakit sekali!!”, besi panas itu mulai melubangi kepala Brian, pertanyaan demi pertanyaan Ia lewati tanpa terjawab, otaknya terbakar, darah membasahi seluruh kepalanya, serpihan tengkorak berjatuhan, dia hampir mati.

Ketika sampai pada pertanyaan ke-10, dari kegelapan muncul sesosok gadis yang daritadi Ia cari, gadis yang Ia puja, tapi kali ini dengan seringai yang menyeramkan, baju putihnya dipenuhi coretan rumus matematika. Astaga, aku mencintai orang gila! Batin Brian.

Pertanyaan ke-10 tidak berhasil dijawab, besi runcing itu kemudian menghancurkan kepala Brian, darah muncrat ke segala penjuru ruangan, lalu, sang gadis mendekati tubuh Brian dan mengambil kepala Brian,



“Makan malam...”, katanya..


original story by: admin
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar